Musirawas
Beranda » Berita » Semeteh Dusun Anggon Tanah Para Puyang

Semeteh Dusun Anggon Tanah Para Puyang

Baca Yang Lain+

    Semeteh, 17/4/2025 – Aspirasipublik.id – Desa Semeteh memiliki sejarah panjang dengan beberapa pemimpin yang pernah menjabat sebagai Kriyo atau kepala desa. Berikut adalah daftar nama Kriyo yang pernah memimpin Desa Semeteh:

    Tuan Bedegeng (Ali Sagaf): Memimpin dari tahun 1580 hingga 1620.
    Tuan Gudot: Menjabat dari tahun 1620 hingga 1660.
    Tuan Syeh Muhammad Saman: Memimpin antara tahun 1660 dan 1700.
    Tuan Pangeran Muhammad Banjar: Menjabat dari tahun 1700 hingga 1740.
    Tuan Pangeran Gading: Memimpin dari tahun 1780 hingga 1820.
    Ginda Zahid: Menjabat dari tahun 1820 hingga 1860.
    Ginda Anang Husin: Memimpin dari 17 Agustus 1945 hingga 1952.
    Perlu dicatat bahwa setelah masa kepemimpinan Tuan Pangeran Gading, Desa Semeteh bergabung dengan Marga Bulang Tengah Semangus, yang terdiri dari beberapa desa, termasuk Semeteh, Sungai Pinang, Muara Rengas, Anyar, Semangus, dan Pendingan.

    Pada masa peralihan pemerintahan Belanda ke Jepang, Desa Semeteh dibagi menjadi empat dusun, masing-masing dipimpin oleh seorang Jidan (gelar untuk pemimpin dusun). Setelah kemerdekaan Indonesia, Ginda Anang Husin memimpin Desa Semeteh dari 17 Agustus 1945 hingga 1952, dan kemudian menjabat sebagai Pesirah Marga Bulang Tengah Semangus dari 1952 hingga 1968.

    Desa Semeteh yang terletak di Kecamatan Muara Lakitan, Kabupaten Musi Rawas, Provinsi Sumatera Selatan, merupakan sebuah komunitas komunitas yang kaya akan tradisi budaya, Desa yang terletak di Daerah Aliran Sungai (DAS_ Musi Tengah mengalami perkembangan infrastruktur seta ekonomi.

    Demografi dan Geografi

    Ketua DPRD Musi Rawas Dukung Langkah Pansus Konsultasi Penanganan Permukiman Kumuh ke DPRD Sumbar

    Desa Semeteh dihuni oleh 1.814 jiwa yang tersebar dalam 489 Kepala Keluarga, desa ini memiliki luas sekitar 6.689,3 hektar, terbagi menjadi 6 dusun. Terletak di Daerah Aliran Sungai (DAS) Musi, memiliki wilayah yang dipisahkan aliran Sungai, dengan akses kewilayah Seberang dengan menggunakan infrastruktur jalan, jembatan gantung dan perahu tradisional seperti ketek atau rakit.

    Sebagian besar penduduk bermata pencaharian sebagai petani dan perkebun. Pembangunan pabrik kelapa sawit oleh PT Ensem Sawita telah memberikan dampak positif terhadap social ekonomi masyarakat, termasuk peningkatan pendapatan dan perbaikan kondisi perumahan. Peningkatan infrastruktur jalan dari tanah merah menjadi rigit beton sepanjang 1.090 meter telah dilakukan, yang diharapkan dapat mempermudah akses tgtransportasi dan meningkatkan perekonomian Masyarakat.

    Budaya dan Tradisi Cuci Keris: Masyarakat Desa Semeteh masih melestarikan budaya tradisi cuci keris, yang dilakukan oleh dukun atau pawang sebagai bentuk penghormatan terhadap leluhur dan Upaya perlindungan diri darisyarakat dari hal negative.

    Catatan Redaksi:
    Tulisan ini merupakan rekonstruksi sejarah berdasarkan cerita lisan, tradisi masyarakat, serta sumber-sumber lokal yang berkembang di wilayah tersebut. Redaksi menyadari bahwa terdapat berbagai versi dalam penyampaian sejarah daerah. Oleh karena itu, tulisan ini tidak dimaksudkan sebagai satu-satunya kebenaran historis, melainkan sebagai bagian dari upaya pelestarian memori kolektif masyarakat.

    Kami terbuka atas koreksi, tambahan informasi, maupun hak jawab dari pembaca dan narasumber yang memiliki versi atau data sejarah lainnya.

    Ketua DPRD Firdaus Cik Olah Pimpin Paripurna Istimewa Hari Jadi Musirawas ke 82 Tahun

    Komentar

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    × Advertisement
    × Advertisement