Jakarta, 17 Juni 2025 – Kritik tajam dilontarkan terhadap Walikota Lubuklinggau, H. Rachmat Hidayat atau yang akrab disapa Yoppy Karim, yang dinilai lebih sering memanfaatkan waktu libur untuk kepentingan pribadi seperti hobi dan agenda keluarga, ketimbang hadir menyerap aspirasi masyarakat.
Koordinator Nasional Millenial Silampari Jakarta, M. Fikri Mora A atau Alvin Dalimunthe, menyoroti fenomena tersebut dengan tajam. Dalam pernyataannya, ia menilai bahwa kepala daerah yang abai terhadap momentum hari libur sebagai sarana untuk membangun kedekatan emosional dengan warganya menunjukkan lemahnya kepemimpinan yang berorientasi pada pelayanan publik.
“Sebagai kepala daerah, hari libur seharusnya menjadi momen emas untuk mendengar keluhan dan kebutuhan masyarakat. Bukan justru digunakan semata-mata untuk urusan pribadi atau menyalurkan hobi. Tanggung jawab sebagai pemimpin itu melekat setiap waktu, termasuk saat orang lain sedang beristirahat,” ujar Alvin.
Lebih lanjut, Alvin mengingatkan bahwa kepala daerah sejatinya memegang tanggung jawab konstitusional sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, di mana pasal 56 ayat (3) menegaskan bahwa kepala daerah berkewajiban mengutamakan kepentingan masyarakat dalam setiap aspek penyelenggaraan pemerintahan.
“Ketika Walikota justru lebih sering tampil untuk urusan hobi dibanding hadir dalam forum-forum rakyat, kita patut bertanya: di mana prioritas sesungguhnya? Ini bukan soal tidak boleh bersantai, tapi soal sensitivitas terhadap amanah yang diberikan oleh rakyat,” tegas Alvin.
Ia menambahkan, ketidakhadiran kepala daerah dalam ruang-ruang publik pada hari libur – saat warga justru punya waktu lebih untuk menyampaikan keluh kesah – adalah peluang yang disia-siakan. Publik tidak hanya menginginkan pembangunan fisik, tapi juga kedekatan emosional dan perhatian langsung dari pemimpinnya.
“Jika Walikota terus abai dan lebih menonjolkan aktivitas privatnya, bukan tidak mungkin tingkat kepercayaan publik akan terus menurun. Kota ini tidak butuh pemimpin yang hanya muncul saat seremoni, tapi yang hadir mendengar bahkan saat tak ada kamera,” imbuhnya.
Alvin menutup dengan pesan keras: “Walikota Lubuklinggau harus ingat, jabatan itu bukan privilege untuk dinikmati – melainkan mandat rakyat yang wajib dijalankan dengan penuh tanggung jawab, tanpa mengenal hari kerja atau hari libur. Jangan sampai sejarah mencatat, bahwa pemimpin kita lebih memilih menyalurkan hobi dibanding menjemput aspirasi.” (Redaksi)
Komentar