Bupati Musi Rawas Didemo Skurity Ganggu Tugas Jurnalis

Bupati Musi Rawas Didemo Skurity Ganggu Tugas Jurnalis

Referensinews.id – Aksi demo Forum Masyarakat Beliti Menggugat (FMBM) dihalaman Kantor Pemerintah Kabupaten Musi Rawas peserta aksi mempertanyakan proyek dibawah pengawasan Dinas PUCKTRP terkait pengalihan pekerjaan proyek pembangunan siring atau drainase.

Aksi demo juga mendesak Bupati Hendra Gunawan mencopot jabatan Ristanto selaku Kepala Dinas PUCKTRP dikarenakan pasang Sekurity berlebihan di Kantor dinasnya . Jumat (27/9/2019).

Dalam orasinya Andy Lala, meminta Bupati Hendra Gunawan. tidak mengeluarkan kebijakan yang menghambat tugas jurnalis dalam mendapatkan informasi untuk disampaikan kepada publik.

“Pengamanan pintu masuk dinas agar diperlonggar dan jangan menghambat tugas jurnalis untuk mendapatkan informasi,” teriaknya.

Jangan berpihak hanya untuk kroni nya saja mendapat akses masuk ke kantor tersebut, kecam nya.

Yan, berprofesi sebagai wartawan di wilayah MLM menyayangkan kebijakan Kepala Dinas untuk memperketat pengaman bagi awak media dalam mendapatkan informasi.

“Saya sendiri punya pengalaman yang tidak mengenakkan berhadapan dengan pengamanan/Scurity Kantor Dinas yang ada di Kabupaten Musi Rawas. Terkadang kita mengetahui Kepala Dinas ada di kantor, namun aneh nya sekurity mengatakan Kadis nya sedang dinas luar (DL)”, keluhnya

Lanjutnya, pengamanan/Sekurity itu di gaji sesuai tupoksinya bukan digaji untuk berbohong, sindir Yan. 

Sekurity se akan “sengaja” ditugaskan menjadi penghalang. Memangnya kedatangan jurnalis itu mau bikin onar atau menggangu ketenangan Kadis dalam menjalankan tugasnya, ucap Yan dengan nada kesal.

“Jurnalis itu bekerja sesuai kode etik, menemui narasumber hanya untuk mendapatkan informasi bukan untuk obrolan kosong”, ujarnya.

Kesulitan para jurnalis mendapatkan informasi juga tidak lepas menjadi sorotan Febri RB, selaku aktivis dan LSM wilayah MLM. Menurut Dia, sistem pengamanan yang diterapkan Bupati Hendra Gunawan pada Kantor Bupati Musi Rawas tidak lah bijak, akibatnya di ikuti oleh OPD lainnya.

Bupati sebagai Kepala Daerah seharusnya membuka luas kebebasan pers dalam mendapatkan informasi. Silahkan saja pengamanan diperketat asalkan Bupati menyiapkan seorang jubir yang dapat membantunya dalam memberikan informasi kepada awak media, katanya.

Jangan alih-alih memperketat pengamanan “dijadikan trik menjegal wartawan” dalam mendapatkan informasi untuk disampaikan kepada publik. Kondisi seperti ini akan membuat “gap” jarak antara jurnalis dan pemerintah.

Profesi jurnalis itu sangat mulia, ikut berperan besar dalam mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara. Jurnalis, selain mampu menghasilkan berita dan informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat, juga merupakan control baik untuk masyarakat bahkan untuk suatu pemerintahan, tegas nya. (RN)

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *